Total Pageviews

Friday, January 14, 2011

PEMBAHARUAN DI INDONESIA

PENDAHULUAN

Munculnya gerakan Modernisme Islam di Indonesia pada awal abad ke-20 dipengaruhi oleh

Thursday, January 6, 2011

Makalah ULUMUL QUR’AN ” QIRO’AT DAN MUNASABAH DALAM ULUMUL QUR’AN “



KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrakhim

 Puji syukur hanya bagi alloh yang telah menganugerahkan sedikit ilmu-Nya kepada manusia.

Wednesday, January 5, 2011

BIOGRAFI

BIOGRAFI IBNU HAJAR AL ATSQOLANY


Nama dan nasabnya

nama sebenarnya syihabuddin abul fadhl ahmad bin ali bin muhammad bin muhammad bin ali bin mahmud bin hajar, al kinani, al ‘asqalani, asy syafi’i, al mishri. Kemudian dikenal dengan nama ibnu hajar, dan gelarnya “al hafizh”. Adapun penyebutan ‘asqalani adalah nisbat kepada ‘asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah palestina, dekat ghuzzah.

Kelahirannya

beliau lahir di mesir pada bulan sya’ban 773 h, namun tanggal kelahirannya diperselisihkan. Beliau tumbuh di sana dan termasuk anak yatim piatu, karena ibunya wafat ketika beliau masih bayi, kemudian bapaknya menyusul wafat ketika beliau masih kanak-kanak berumur empat tahun. Ketika wafat, bapaknya berwasiat kepada dua orang ‘alim untuk mengasuh ibnu hajar yang masih bocah itu. Dua orang itu ialah zakiyuddin al kharrubi dan syamsuddin ibnul qaththan al mishri.

Perjalanan ilmiah ibnu hajar

perjalanan hidup al hafizh sangatlah berkesan. Meski yatim piatu, semenjak kecil beliau memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Beliau masuk kuttab (semacam taman pendidikan al qur’an) setelah genap berusia lima tahun. Hafal al qur’an ketika genap berusia sembilan tahun. Di samping itu, pada masa kecilnya, beliau menghafal kitab-kitab ilmu yang ringkas, sepeti al ‘umdah, al hawi ash shagir, mukhtashar ibnu hajib dan milhatul i’rab. Semangat dalam menggali ilmu, beliau tunjukkan dengan tidak mencukupkan mencari ilmu di mesir saja, tetapi beliau melakukan rihlah (perjalanan) ke banyak negeri. Semua itu dikunjungi untuk menimba ilmu. Negeri-negeri yang pernah beliau singgahi dan tinggal disana, di antaranya: 1. Dua tanah haram, yaitu makkah dan madinah. Beliau tinggal di makkah al mukarramah dan shalat tarawih di masjidil haram pada tahun 785 h. Yaitu pada umur 12 tahun. Beliau mendengarkan shahih bukhari di makkah dari syaikh al muhaddits (ahli hadits) ‘afifuddin an-naisaburi (an-nasyawari) kemudian al-makki rahimahullah. Dan ibnu hajar berulang kali pergi ke makkah untuk melakukah haji dan umrah. 2. Dimasyq (damaskus). Di negeri ini, beliau bertemu dengan murid-murid ahli sejarah dari kota syam, ibu ‘asakir rahimahullah. Dan beliau menimba ilmu dari ibnu mulaqqin dan al bulqini. 3. Baitul maqdis, dan banyak kota-kota di palestina, seperti nablus, khalil, ramlah dan ghuzzah. Beliau bertemu dengan para ulama di tempat-tempat tersebut dan mengambil manfaat. 4. Shana’ dan beberapa kota di yaman dan menimba ilmu dari mereka. Semua ini, dilakukan oleh al hafizh untuk menimba ilmu, dan mengambil ilmu langsung dari ulama-ulama besar. Dari sini kita bisa mengerti, bahwa guru-guru al hafizh ibnu hajar al ‘asqlani sangat banyak, dan merupakan ulama-ulama yang masyhur. Bisa dicatat, seperti: ‘afifuddin an-naisaburi (an-nasyawari) kemudian al-makki (wafat 790 h), muhammad bin ‘abdullah bin zhahirah al makki (wafat 717 h), abul hasan al haitsami (wafat 807 h), ibnul mulaqqin (wafat 804 h), sirajuddin al bulqini rahimahullah (wafat 805 h) dan beliaulah yang pertama kali mengizinkan al hafizh mengajar dan berfatwa. Kemudian juga, abul-fadhl al ‘iraqi (wafat 806 h) –beliaulah yang menjuluki ibnu hajar dengan sebutan al hafizh, mengagungkannya dan mempersaksikan bahwa ibnu hajar adalah muridnya yang paling pandai dalam bidang hadits-, ‘abdurrahim bin razin rahimahullah –dari beliau ini al hafizh mendengarkan shahih al bukhari-, al ‘izz bin jama’ah rahimahullah, dan beliau banyak menimba ilmu darinya. Tercatat juga al hummam al khawarizmi rahimahullah. Dalam mengambil ilmu-ilmu bahasa arab, al hafizh belajar kepada al fairuz abadi rahimahullah, penyusun kitab al qamus (al muhith-red), juga kepada ahmad bin abdurrahman rahimahullah. Untuk masalah qira’atus-sab’ (tujuh macam bacaan al qur’an), beliau belajar kepada al burhan at-tanukhi rahimahullah, dan lain-lain, yang jumlahnya mencapai 500 guru dalam berbagai cabang ilmu, khususnya fiqih dan hadits. Jadi, al hafizh ibnu hajar al asqalani mengambil ilmu dari para imam pada zamannya di kota mesir, dan melakukakan rihlah (perjalanan) ke negeri-negeri lain untuk menimba ilmu, sebagaimana kebiasaan para ahli hadits. Layaknya sebagai seorang ‘alim yang luas ilmunya, maka beliau juga kedatangan para thalibul ‘ilmi (para penuntut ilmu, murid-red) dari berbagai penjuru yang ingin mengambil ilmu dari beliau, sehingga banyak sekali murid beliau. Bahkan tokoh-tokoh ulama dari berbagai madzhab adalah murid-murid beliau. Yang termasyhur misalnya, imam ash-shakhawi (wafat 902 h), yang merupakan murid khusus al hafizh dan penyebar ilmunya, kemudian al biqa’i (wafat 885 h), zakaria al-anshari (wafat 926 h), ibnu qadhi syuhbah (wafat 874 h), ibnu taghri bardi (wafat 874 h), ibnu fahd al-makki (wafat 871 h), dan masih banyak lagi yang lainnya.

Karya-karyanya

kepakaran al hafizh ibnu hajar sangat terbukti. Beliau mulai menulis pada usia 23 tahun, dan terus berlanjut sampai mendekti ajalnya. Beliau mendapatkan karunia allah ta’ala di dalam karya-karyanya, yaitu keistimewaan-keistimewaan yang jarang didapati pada orang lain. Oleh karena itu, karya-karya beliau banyak diterima umat islam dan tersebar luas, semenjak beliau masih hidup. Para raja dan amir biasa saling memberikan hadiah dengan kitab-kitab ibnu hajar rahimahullah. Bahkan sampai sekarang, kita dapati banyak peneliti dan penulis bersandar pada karya-karya beliau rahimahullah. Di antara karya beliau yang terkenal ialah: fathul baari syarh shahih bukhari, bulughul marom min adillatil ahkam, al ishabah fi tamyizish shahabah, tahdzibut tahdzib, ad durarul kaminah, taghliqut ta’liq, inbaul ghumr bi anbail umr dan lain-lain. Bahkan menurut muridnya, yaitu imam asy-syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).

Mengemban tugas sebagai hakim

beliau terkenal memiliki sifat tawadhu’, hilm (tahan emosi), sabar, dan agung. Juga dikenal banyak beribadah, shalat malam, puasa sunnah dan lainnya. Selain itu, beliau juga dikenal dengan sifat wara’ (kehati-hatian), dermawan, suka mengalah dan memiliki adab yang baik kepada para ulama pada zaman dahulu dan yang kemudian, serta terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau, baik tua maupun muda. Dengan sifat-sifat yang beliau miliki, tak heran jika perjalanan hidupnya beliau ditawari untuk menjabat sebagai hakim. Sebagai contohya, ada seorang hakim yang bernama ashadr al munawi, menawarkan kepada al hafizh untuk menjadi wakilnya, namu beliau menolaknya, bahkan bertekad untuk tidak menjabat di kehakiman. Kemudian, sulthan al muayyad rahimahullah menyerahkan kehakiman dalam perkara yang khusus kepada ibnu hajar rahimahullah. Demikian juga hakim jalaluddin al bulqani rahimahullah mendesaknya agar mau menjadi wakilnya. Sulthan juga menawarkan kepada beliau untuk memangku jabatan hakim agung di negeri mesir pada tahun 827 h. Waktu itu beliau menerima, tetapi pada akhirnya menyesalinya, karena para pejabat negara tidak mau membedakan antara orang shalih dengan lainnya. Para pejabat negara juga suka mengecam apabila keinginan mereka ditolak, walaupun menyelisihi kebenaran. Bahkan mereka memusuhi orang karena itu. Maka seorang hakim harus berbasa-basi dengan banyak fihak sehingga sangat menyulitkan untuk menegakkan keadilan. Setelah satu tahun, yaitu tanggal 7 atau 8 dzulqa’idah 828 h, akhirnya beliau mengundurkan diri. Pada tahun ini pula, sulthan memintanya lagi dengan sangat, agar beliau menerima jabatan sebagai hakim kembali. Sehingga al hafizh memandang, jika hal tersebut wajib bagi beliau, yang kemudian beliau menerima jabatan tersebut tanggal 2 rajab. Masyarakatpun sangat bergembira, karena memang mereka sangat mencintai beliau. Kekuasaan beliau pun ditambah, yaitu diserahkannya kehakiman kota syam kepada beliau pada tahun 833 h. Jabatan sebagai hakim, beliau jalani pasang surut. Terkadang beliau memangku jabatan hakim itu, dan terkadang meninggalkannya. Ini berulang sampai tujuh kali. Penyebabnya, karena banyaknya fitnah, keributan, fanatisme dan hawa nafsu. Jika dihitung, total jabatan kehakiman beliau mencapai 21 tahun. Semenjak menjabat hakim agung. Terakhir kali beliau memegang jabatan hakim, yaitu pada tanggal 8 rabi’uts tsani 852 h, tahun beliau wafat. Selain kehakiman, beliau juga memilki tugas-tugas: - berkhutbah di masjid jami’ al azhar. - berkhutbah di masjid jami’ ‘amr bin al ash di kairo. - jabatan memberi fatwa di gedung pengadilan. Di tengah-tengah mengemban tugasnya, beliau tetap tekun dalam samudra ilmu, seperti mengkaji dan meneliti hadits-hadits, membacanya, membacakan kepada umat, menyusun kitab-kitab, mengajar tafsir, hadits, fiqih dan ceramah di berbagai tempat, juga mendiktekan dengan hafalannya. Beliau mengajar sampai 20 madrasah. Banyak orang-orang utama dan tokoh-tokoh ulama yang mendatanginya dan mengambil ilmu darinya.

Kedudukannya

ibnu hajar rahimahullah menjadi salah satu ulama kebanggaan umat, salah satu tokoh dari kalangan ulama, salah satu pemimpin ilmu. Allah ta’ala memberikan manfaat dengan ilmu yang beliau miliki, sehingga lahirlah murid-murid besar dan disusunnya kitab-kitab. Seandainya kitab beliau hanya fathul bari, cukuplah untuk meninggikan dan menunjukkan keagungan kedudukan beliau. Karena kitab ini benar-benar merupakan kamus sunnah nabi shallallahu ‘alaii wasallam. Sedangkan karya beliau berjumlah lebih dari 150 kitab. Syaikh al albani rahimahullah mengatakan, adalah merupakan kedzaliman jika mengatakan mereka (yaitu an-nawawi dan ibnu hajar al ‘asqalani) dan orang-orang semacam mereka termasuk ke dalam golongan ahli bid’ah. Menurut syaikh al albani, meskipun keduanya beraqidah asy’ariyyah, tetapi mereka tidak sengaja menyelisihi al kitab dan as sunnah. Anggapan mereka, aqidah asy’ariyyah yang mereka warisi itu adalah dua hal: pertama, bahwa imam al asy’ari mengatakannya, padahal beliau tidak mengatakannya, kecuali pada masa sebelumnya, (lalu beliau tinggalkan dan menuju aqidah salaf,). Kedua, mereka menyangka sebagai kebenaran, padahal tidak.

Wafatnya

ibnu hajar wafat pada tanggal 28 dzulhijjah 852 h di mesir, setelah kehidupannya dipenuhi dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, menurut sangkaan kami, dan kami tidak memuji di hadapan allah terhadap seorangpun. Beliau dikuburkan di qarafah ash-shugra. Semoga allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas, memaafkan dan mengampuninya dengan karunia dan kemurahannya. Sumber: ahlulhadist.wordpress.com kitab al ajwibah al mufidah min as’ilah al manahij al jadidah, kitab fathul bari ,abdul ‘aziz bin baaz.


BIOGRAFI AL-MIQDAD BIN AMRU
Nama lengkapnya al-Miqdad bin Amru bin Tsa’labah bin Malik bin Rabi’ah bin Tsumamah bin Mathrud bin Amru bin Sa’ad bin Dahir al-Bahrany al-Kindy. Nama panggilannya Abu Amru. Dikenal dengan nama al-Miqdad bin al-Aswady atau al-Miqdad bin Amru. Lahir pada tahun 37 Hijriah. Istrinya Dhiba’ah bin az-Zubair bin Abdul Mutholib, putri paman Rasulullah. . Ibn al-Kalby bercerita,” Amru bin Tsa’labah (ayahnya) suatu hari terjadi pertempuran di kaumnya yang mengakibatkan dirinya terluka. Akhirnya beliau pergi ke Hadr Maut. Di sana beliau bergabung dengan kabilah Kindah. Setelah beberapa lama digelari al-Kindy. Setelah itu menikah dengan wanita di sana. Dari pernikahannya lahirlah anak pertama dinamai al-Miqdad. Pada waktu al-Miqdad tumbuh dewasa, terjadi pertikian antara dirinya dengan Abu Syamr bin Abdu Yaghus. Dipukulnya kaki Abu Syamr dengan pedang. Setelah itu melarikan diri ke Mekkah.” Satu pendapat mengatakan nama beliau al-Miqdad al-Aswady karena beliau diasuh dan dibesarkan di oleh al-Aswad bin Abdu Yaghus az-Zuhry. Pendapat lain karena beliau mempunya budak berkulit hitam. Pendapat lain karena beliau terluka parah kemudian lari ke Makkah. Di sana beliau bergabung dengan bani al-Aswad. . Beliau termasuk orang-orang pertama yang masuk Islam. Bahkan sebagimana diceritakan oleh Ibn Mas’ud beliau termasuk tujuh orang pertama yang masuk Islam; Rasulullah, Abu Bakar, Ammar dan ibunya Sumayyah, Shuhaib, Bilal dan al-Miqdad. Dari Ikrimah binti al-Miqdad diceritakan bahwa ayahnya tinggi badannya, perutnya tidak terlalu besar, rambutnya agak tebal, wajahnya bagus, tidak gemuk dan kurus. Pada waktu Rasulullah perintahkan umat Islam untuk berhijrah ke Habsyah (Ethopia), beliau ikut berhijrah bersama yang lain. Setelah itu beliau pulang ke Mekkah. Tapi beliau tidak ikut berhijrah ke Madinah. Beliau lah orang pertama yang berperang dengan menunggan kuda. beliau termasuk tiga tentara berkuda Islam setelah az-Zubair dan Murtsid. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah perintahkan aku untuk mencintai empat sahabat. Dan aku diberitahu bahwa Allah mencinta mereka; Ali, al-Miqdad, Abu Dzar dan Salman.” Ikut dalam perang Badr dan semua peperangan setelahnya. Pada waktu perang Badr beliau menjadi tentara berkuda. Sebelum perang dimulai, beliau ikut bicara di depan majlis umat Islam setelah Abu Bakar dan Umar. Dalam ucapannya yang terkenal itu disebutkan, “Wahai Rasulullah, laksanakan sebab saya melihat… kami akan bersamamu (membantu). Demi Allah, kami tidak mungkin mengatakan seperti apa yang dikatakan bani Israel kepada Musa a.s. “Pergilah kamu dan tuhanmu kemudian berperanglah, kami di sini duduk-duduk saja.(QS.al-Maidah;24), tapi kami mengatakan ‘pergilah kamu dan Tuhanmu kemudian berperanglah niscaya kami ikut berperang. … Diantara tindakan dan perbuatan yang ditakuti adalah berbuat dzalim kepada orang. Untuk itu beliau tidak segan-segan bertanya langsung kepada Rasulullah mengenai hal-hal dirasa kurang mengenak dihati. “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika berjumpa orang kafir kemudian tiba-tiba dia menyerangku. Dia pukul salah satu tanganku dengan pedang hingga putus. Setelah itu dia mencari perlindungan di pohon sambil berkata,”Saya berislam karena Allah SWT”, apakah saya bunuh orang itu wahai Rasulullah setelah dirinya mengucapkan kata itu?” tanya beliau. Rasulullah menjawab, “Jangan bunuh dia.” Beliau berkata, “Wahai Rasulullah dia telah memotong tangganku dan dia mengucapkan kata itu setelah tanganku dipotong. Apakah saya bunuh dia?” Rasulullah berkata, “Jangan bunuh dia, sekiranya kamu bunuh dia maka itu berarti dia kedudukannya sama denganmu sebelum kamu bunuh dia. Dan kedudukanmu sama dengan dia sebelum dia mengucapkan kata-kata itu.”(HR.Bukhori) Tidak hanya itu, beliau juga sangat takut jika diberi kekuasaan tidak dapat melaksanakan dengan baik dan meremehkannya. Sebab kekuasaan itu adalah amanah. Beliau berkata, “Suatu ketika Rasulullah menyuruhku suatu pekerjaan. Pada waktu saya pulang dari tugas itu, Rasulullah bertanya, “Gimana dengan tugas yang dibebankan kepadamu?” saya jawab, “Wahai Rasulullah! Saya tidak mengira bahwa manusia, secara kesuluruhannya, adalah pelayanku. Demi Allah saya tidak akan meremehkan tugas itu selama saya masih hidup.”(HR.Hakim) Dari Abdurahman bin Jubair bin Nufir dari ayahnya berkata, “Suatu hari kami duduk di samping al-Miqdad, tiba-tiba seseorang lewat. Orang itu berkata, “Alangkah senang dan bahagianya dua mata ini (al-Miqdad) dapat melihat Rasulullah. Demi Allah, niscaya kami ingin sekali berjumpa seperti yang dia jumpai.Kemudian saya mendengar kepada ucapannya. Saya pun merasa terkesima sebab apa yang diucapkan adalah kebaikan hingga saya ambil darinya.” Mendengar ucapan itu, al-Miqdad berkata, “Apa yang membuat kalian untuk berangan-angan sesuatu yang telah Allah wafatkan untuk diwujudkan kembali. Dia tidak tahu sekirany dia hidup ketika apakah dia berbuat yang sepatutnya. Demi Allah, banyak kaum yang hidup sezaman dengan Rasulullah tapi mereka dimasukkan ke neraka jahanam oleh Allah karena tidak menerima dan percaya ajarannya. Kenapa kalian tidak memuji Allah sebab telah dihindarkan dari siksa dan azab sepert mereka. Bahwkan Allah telah beri kemuduhan pada kalian untuk mengenal Allah dan ajarannya dengan mudah. “(Abu Na’im, al-hillyah 1/175-1716) Dari kisah diatas dapat kita simpulkan bahwa kita perlu banyak bersyukur atas nikmat Islam yang diberikan Allah kepada kita tanpa kesusuhan yang kita hadapi. Dan juga tanpa banyak siksaan dari orang-orang yang tidak hendak menghalangi ajaran Islam. Mestinya keinginan dan cita-cita mati tetap berpegang pada ajaran Islam. Dari Karimahh binti al-Miqdad bercerita bahwa al-Miqdad pernah berwasiat kepada Hasan dan Husain untuk diberi tiga ribu dirham dan untuk tiap istri-istri Rasulullah tujuh ribu dirham. Selama berjuang menyebarkan ajaran Islam bersama Rasulullah, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 48 hadits. Pada tahun 33 Hijriah beliau wafat di dekat kota Madinah dan dikuburkan di sana.


BIOGRAFI IBNU SINA
Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba ilmu. . Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya. . Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa masuk ke perpustakaan istana Samani yang besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian; “Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya… Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya. Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan kekuasaan antara kelompok bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina. Bahkan safari panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan ratusan jilid karya ilmiah dan risalah. Ketika berada di istana dan hidup tenang serta dapat dengan mudah memperoleh buku yang diinginkan, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab Qanun dalam ilmu kedokteran atau menulis ensiklopedia filsafatnya yang dibeni nama kitab Al-Syifa’. Namun ketika harus bepergian beliau menulis buku-buku kecil yang disebut dengan risalah. Saat berada di dalam penjara, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menggubah bait-bait syair, atau menulis perenungan agamanya dengan metode yang indah. Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi bahan telaah. Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa. Ibnu juga memiliki peran besar dalam mengembangkan berbagai bidang keilmuan. Beliau menerjemahkan karya Aqlides dan menjalankan observatorium untuk ilmu perbintangan. Dalam masalah energi Ibnu Sina memberikan hasil penelitiannya akan masalah ruangan hampa, cahaya dan panas kepada khazanah keilmuan dunia. Dikatakan bahwa Ibnu Sina memiliki karya tulis yang dalam bahasa latin berjudul De Conglutineation Lagibum. Dalam salah bab karya tulis ini, Ibnu Sina membahas tentang asal nama gunung-gunung. Pembahasan ini sungguh menarik. Di sana Ibnu Sina mengatakan, “Kemungkinan gunung tercipta karena dua penyebab. Pertama menggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi lantaran goncangan hebat gempa. Kedua karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses mengakibatkan munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi. Sebab sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak. Angin juga berperan dengan meniup sebagian dan meninggalkan sebagian pada tempatnya. Ini adalah penyebab munculnya gundukan di kulit luar bumi.” Ibnu Sina dengan kekuatan logikanya -sehingga dalam banyak hal mengikuti teori matematika bahkan dalam kedokteran dan proses pengobatan- dikenal pula sebagai filosof tak tertandingi. Menurutnya, seseorang baru diakui sebagai ilmuan, jika ia menguasai filsafat secara sempurna. Ibnu Sina sangat cermat dalam mempelajari pandangan-pandangan Aristoteles di bidang filsafat. Ketika menceritakan pengalamannya mempelajari pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina mengaku bahwa beliau membaca kitab Metafisika karya Aristoteles sebanyak 40 kali. Beliau menguasai maksud dari kitab itu secara sempurna setelah membaca syarah atau penjelasan ‘metafisika Aristoteles’ yang ditulis oleh Farabi, filosof muslim sebelumnya. Dalam filsafat, kehidupan Abu Ali Ibnu Sina mengalami dua periode yang penting. Periode pertama adalah periode ketika beliau mengikuti faham filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal sebagai penerjemah pemikiran Aristoteles. Periode kedua adalah periode ketika Ibnu Sina menarik diri dari faham paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri cenderung kepada pemikiran iluminasi. Berkat telaah dan studi filsafat yang dilakukan para filosof sebelumnya semisal Al-Kindi dan Farabi, Ibnu Sina berhasil menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang tak terjawab sebelumnya. Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang mengawinkan dunia Kristen dengan pemikiran Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filosof besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat. Ibnu Sina wafat pada tahun 428 hijriyah pada usia 58 tahun. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu dikenang sepanjang sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya.

BIOGRAFI EDWIN HOWARD ARMSTRONG

Amstrong dilahirkan pada tanggal 18 Desember 1890 di New York City, (AS). Kepintaran dan keuletannya sudah tampak sejak kecil. Bahkan, ketika usianya baru menginjak 14 tahun, ia telah bercita-cita ingin menjadi seorang penemu. Ketika menginjak remaja, dia mulai mencoba menjadi tukang servis alat-alat rumah tangga tanpa kabel (nirkabel), dan ketika duduk di bangku SMA, dia telah mulai mengadakan uji coba dengan membuat tiang antena di depan rumahnya untuk mempelajari teknologi nirkabel yang kala itu sering mengalami gangguan. Dia dengan cepat dapat memahami permasalahan pada alat komunikasi tersebut. . Ia juga dapat menemukan kelemahan sinyal pada penerima akhir transmisi komunikasi. Padahal, tidak ada cara lain untuk memperkuat tenaga pada pengiriman akhir. Untuk mengembangkan pengetahuannya pada masalah gelombang komunikasi, setelah tamat SMA, Amstrong masuk ke Universitas Columbia jurusan teknik. Di universitas itulah ia melanjutkan penelitiannya di bidang nirkabel. Pada tahun ketiga di Universitas Columbia, Armstrong memperkenalkan temuannya, berupa penguat gelombang radio pertama (radio amplifier). Radio sendiri sebenarnya sudah ditemukan terlebih dahulu oleh Lee De Forest yang menggunakan Tabung Audion yang diberi nama tabung Lee De Forest. Namun, gelombang yang dipancarkannya masih terlalu lemah. Armstrong mempelajari cara kerja tabung Lee DeForest dan kemudian mendesain ulang dengan mengambil gelombang elektromagnetik yang datang dari sebuah transmisi radio dan dengan cepat memberi sinyal balik melalui tabung. Hanya sesaat, kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali per detik. Fenomena ini oleh Armstrong disebut dengan “regenerasi radio”, yang merupakan penemuan penting dan perlu saat radio pertama kali ada. Dengan pengembangan ini, para teknisi radio tidak memerlukan 20 ton generator lagi agar stasiun radio mereka mengudara. Desain sirkuit tunggal temuan Armstrong menjadi kunci kelangsungan gelombang transmiter yang menjadi inti operasional radio. Dan dia lulus sarjana teknik tahun 1913. Atas temuannya tersebut, Armstrong mematenkan ciptaannya dan memberi lisensinya pada Marconi Corporation tahun 1914. Enam tahun kemudian, Westinghouse membeli hak paten Armstrong atas penerima superheterodyne, dan memulai kiprahnya menjadi stasiun radio pertama bernama KDKA di Pittsburgh. Mulailah radio menjadi sangat populer pada saat itu, mulai dari hiburan sampai berita penting, tidak ada yang tidak memakai jasa radio. Setelah itu, bermunculan terus gelombang radio lainnya. RCA (The Radio Corporation of America) segera membeli seluruh hak paten radio begitu juga radio lain ikut membelinya. Setelah Perang Dunia I usai, Armstrong kembali ke Universitas Columbia dan bekerja sebagai profesor di universitas tersebut. Tahun 1923 dia menikah dengan Marion MacInnes, sekretaris dari Presiden RCA, David Sarnoff. Pada dekade tersebut dia terlibat dalam perang perusahaan dalam mengendalikan hak paten radio. Hal ini berlanjut sampai awal tahun 1930, dan Armstrong kalah di pengadilan. Meski demikian, dia terus melanjutkan penelitian untuk memecahkan masalah statistik radio. Ia berkesimpulan, hanya ada satu solusi agar karyanya yang telah dicuri orang bisa dihargai, yaitu merancang sistem yang sama sekali baru. Penelitian demi penelitian pun terus dia lakukan untuk lebih menyempurnakan suara radio tersebut. Pada 1933 Amstrong memperkenalkan sistem radio FM (frequency modulation), yang memberi penerimaan jernih meskipun ada badai dan menawarkan ketepatan suara yang tinggi yang sebelumnya belum ada. Sistem tersebut juga menyediakan sebuah gelombang tunggal membawa dua program radio dengan sekali angkut. Pengembangan ini disebut dengan multiplexing. Mengenai perbedaan antara gelombang AM dan FM, bisa dijelaskan sebagai berikut. Sinyal suara tidak dapat langsung dipancarkan karena sinyal suara bukan gelombang elektromagnetik. Jika sinyal suara tersebut diubah menjadi gelombang elektromagnetik sekalipun, berapa panjang antena yang dibutuhkan. Untuk dapat mengirimkan sinyal suara dengan lebih mudah, sinyal suara tersebut terlebih dahulu ditumpangkan pada sinyal radio dengan frekuensi yang lebih tinggi dari sinyal suara tersebut. Metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio disebut modulasi. Modulasi yang sering dipakai radio adalah modulasi amplitudo (AM – amplitude modulation) dan modulasi frekuensi (FM – frequency modulation) Beda utama antara gelombang AM dengan FM adalah cara memodulasi suaranya. Gelombang FM mempunyai range tambahan sebesar plus 455 KHz. Jadi, jika ada frekeensi radio 88.00 FM, sebenarnya dia menggunakan frekuensi 88.00 MHz + 455 KHz. Mengapa ada tambahan 455 KHz? Nah, gelombang FM itu memodulasi suara secara digital. Jadi, gelombang suara audio itu dicacah secara digital sesuai frekuensi audio (batas ambang telinga antara 6 Hz – 20 KHz). Setelah dicacah secara digital (tambahan 455 KHz tadi, sebagai digital audio buffer), sinyal digital tsb. di-mix dengan gelombang radio (carrier) yang berfrekuensi 88.0 MHz tadi, kemudian dilempar ke udara terbuka. Bagaian yang penting dari sistem pemancar FM adalah antena, saluran transmisi, dan pemancar itu sendiri. Untuk memperkenalkan temuannya pada dunia, pada tahun 1940 Armstrong mendapat izin untuk mendirikan stasiun radio FM pertama yang didirikan di Alpine, New Jersey. Berkat temuannya tersebut , pada 1941, Institut Franklin memberi penghargaan kepada Armstrong berupa medali Franklin, yang merupakan salah satu penghargaan tertinggi komunitas ilmuwan. Kekalahannya dalam sengketa selama bertahun-tahun dengan perusahaan yang telah memanfaatkan hak ciptanya, tak berpengaruh terhadap pemberian medali Franklin tersebut. Sayangnya, Armstrong harus mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Sang penemu gelombang radio FM tersebut diketemukan mati bunuh diri di tahun 1954. Istrinya, Marion MacInnes, yang menjadi pewaris hasil temuan Armstrong melanjutkan perjuangan suaminya bertempur di persidangan dan memenangkan jutaan dolar. Atas kejernihan suara yang dihasilkannya di awal 60-an, saluran FM mendominasi sistem radio, dan bahkan digunakan untuk komunikasi antara bumi dan luar angkasa oleh Badan Antariksa Nasional Amerika, NASA

BIOGRAFI GUSTAVE EIFFEL
(15 Desember 1832 – 27 Desember 1923; perancis pengucapan / EfEl / di X-SAMPA, dalam bahasa Inggris biasanya diucapkan / ajfEl /) adalah seorang insinyur Perancis dan pengusaha, spesialis struktur logam. Lahir di Dijon, Côte-d’Or, Perancis, ia paling terkenal dalam membangun Menara Eiffel, dibangun dari 1887-1889 untuk Pameran Universal 1889 di Paris, Perancis. Hal ini kurang dikenal bahwa ia merancang angker untuk Patung Liberty di New York Harbor, Amerika Serikat. Ia memperoleh keahliannya dalam konstruksi dengan merancang besi untuk jembatan. . Gustave Eiffel juga merancang La Ruche di Paris, yang akan seperti Menara Eiffel, menjadi landmark kota. Sebuah lingkaran bertingkat tiga struktur yang lebih mirip sarang lebah besar, itu diciptakan sebagai struktur sementara untuk digunakan sebagai anggur rotunda di Great Exposition of 1900. . Eiffel’s reputasi mengalami kemunduran parah ketika ia terlibat dalam skandal keuangan putaran Ferdinand de Lesseps dan pengusaha gagal mendukung proyek Terusan Panama Perancis. Eiffel sendiri tidak ada hubungannya dengan keuangan, dan penghakiman bersalah kemudian terbalik. . Dalam tahun-tahun berikutnya Eiffel mulai belajar aerodinamis. Eiffel meninggal pada tanggal 27 Desember 1923 di rumah besarnya di Rue Rabelais di Paris dan dikebumikan di Cimetière de Levallois-Perret, di Paris. Dalam bahasa Inggris nama keluarga paling sering diucapkan dalam mode Jerman, bukan dalam mode Perancis. Bangunan terkenal Menara Eiffel Patung Liberty Observatorium Nice..

Sunday, January 2, 2011

MAIN SETTING MAHASISWA

Pendidikan yang dijadikan acuan masa depan ternyata menjadi sangat sempit setelah pemerintah menerapkan sistem yang memaksa mahasiswa untuk segera lulus dan mengisi kekurangan Indonesia, entah sistem apa saja yang telah diterapkan. Hasil dari pendidikan kampus saat ini memaksa teman-teman menjadi seorang yang mampu bekerja dan berwirausaha. Lalu untuk apa menuntut ilmu tinggi kalau dana yang dikeluarkan mampu dan cukup untuk memulai suatu usaha. Atau mungkin agar kelak menjadi seorang PNS jangan terlalu kecil golongannya. Menyedihkan.

Sistem ini bukan hanya merusak pola pikir teman-teman tapi juga mental yang tertanam dalam benak. Melihat hasil reportase teman-teman LPM Inovasi tentang “Harga Sebuah Skripsi” yang ditulis oleh Hamidah pada Majalah Inovasi edisi ke-26. Hal ini telah saya rasakan di Jogja sejak tahun 2007. Sifat malas yang semakin menjamur menyebabkan mahasiswa ingin segera lulus dengan cara termudah, membeli. Harga tidak terlalu mahal, bahkan ada yang gratis. Rasa tertekan yang sama menyebabkan adanya gerakan gotong royong yang sayang salah tempat.
Permasalahan tugas akhir selalu menyebabkan mahasiswa menjadi fokus dan meninggalkan tanggung jawab lainnya. Tanpa disadari mahasiswa menafikkan kebutuhan sosial. Masalah ini sebenarnya tidak dapat sepenuhnya menjadi kekeliruan pada mahasiswa, karena masih banyak orang tua yang menganggap bahwa nilai dan kelulusan cepat adalah baik adanya. Tanpa memperhatikan pembekalan diri mahasiswa/anak akan kesiapan bermasyarakat dan berfikir secara berkelompok.
Tugas akhir yang seharusnya menjadi karya terakhir dalam kampus ternyata harus ternodai oleh kebiasaan buruk para mahasiswa dalam mengerjakan tugas kuliah sehari-hari. Tidak hanya di Malang saja yang mengalami hal semacam itu tapi di kost berukuran 3×3 pernah ada seorang mahasiswa yang mampu menyelesaikan skripsi dalam 2 malam beserta programnya. Hal semacam itu mungkin saja terjadi, tapi kasus yang saya lihat ini terjadi tanpa adanya riset dan penelitian. Anehnya dosen yang menjadi pembimbingnya tidak merasa curiga karena skripsi yang dilakukannya hanya dalam 2 hari. Setelah melakukan diskusi ringan dengan orang yang bersangkutan ternyata dia hanya melakukan perubahan perusahaan dan barang yang dijual. “Penakno. Cuman ganti nama toko, barang dan penggarap-nya tok.” Tuturnya dengan santai sembari menghisap sebatang rokok.
Kehadiran dosen pembina seharusnya mampu menjadi gerbang pertama untuk mengarahkan mahasiswa agar dapat melakukan kerja ilmiah tanpa harus plagiat. Kasus yang pernah saya dapati adalah dosen yang membina mahasiswa untuk menggarap tugas akhir tidak paham dengan apa yang akan dibahas oleh binaannya. Menyedihkan. Saat melaporkan hal ini kepada ketua jurusan jawaban yang didapatkan sangatlah menyenangkan hati “Saya akan tinjau lagi.” Namun pada tingkat pelaksanaannya membakar hati dan meremukkan semangat, karena ternyata dosen pembina itu masih menyatakan kesediaannya dengan etikat baik akan mempelajari apa yang dibahas oleh mahasiswa binaannya. Lalu kapan mahasiswa ini akan lulus? Jelasnya setelah dosen pembina ini mengerti akan skripsi yang dibahas.
Ternyata gerbang yang dibangun oleh kampus untuk membentengi karya ilmiah mereka masih bergantung pada kesadaran masing-masing dosen. Pada bagian pengajaran pernah dikabarkan akan ini, namun jawabannya selalu menyenangkan hati tapi menyebalkan dalam penerapan. Mengapa permasalahan hak mahasiswa selalu menjadi pembahasan rutin setiap tahunnya, namun kewajiban mahasiswa harus selalu dipenuhi. Biadab.
Dosen selalu benar dan mahasiswa selalu salah. Mungkin ini yang sering dirasakan oleh beberapa mahasiswa dalam melakukan study. Kebiasaan yang kurang baik sebenarnya dilakukan mahasiswa apabila tidak menyenangi seorang dosen, mulai dari cara mengajar, penyampaian hingga peraturan yang diberikan dosen. Kegagalan dalam melakukan kontrak belajar tidak sepenuhnya menjadi kekeliruan dari para dosen karena terkadang mahasiswa malas untuk mengkritik atau memberikan saran. Dan pada saat sistem belajar mengajar dilakukan mereka merasa tidak nyaman dengan apa yang mereka lakukan.
Kegagalan para mahasiswa sebenarnya bukan pada masalah tidak mampu dalam menangkap materi, namun pada pengelolaan waktu. Hal semacam ini selalu dan hampir tidak disadari oleh mahasiswa dan pihak kampus. Kebebasana pada mahasiswa menyebabkan banyak sekali mahasiswa yang binal ketimbang tertip. Pembinaan yang diberikan kampus selalu “kerjakan tugas, ujian, masuk rajin dan bayar jangan telah.” Mengapa jarang sekali kampus yang memberikan gambaran tentang bagaimana cara melewati berorganisasi dengan kuliah.
Organisasi kampus sama halnya dengan kampus, memberikan beban tanpa memperhatikan apa yang sedang dilakukan kampus pada anggotanya. Tugas kuliah dan ujian selalu menjadi kendala dalam berorganisasi tapi itu sebenarnya bukan kendala bagi mereka yang mampu menajemen waktu secara teratur. Sekali lagi pendidikan tentang memanfaatkan waktu secara maksimal harus didapatkan sendiri tanpa adanya pembekalan dari organisasi sehingga terkadang ada beberapa anggota yang kebablasan dalam melakukan sesuatu.
Mungkin perlu ada sebuah mediasi antara kampus dan organisasi untuk menciptakan mahasiswa yang aktif dan trampil dalam berkarya bukan plagiat. Semangat berorganisasi tidak selalu diimbangi dengan kebijakan kampus yang mendukung, begitu pula sebaliknya. Hubungan antara organisasi dan kampus harus terjalin secara mesra dan sehat agar menciptakan kader yang berwawasan dan akal bukan nafsu.