Mengkaji
tentang Peran Pendidikan dan Dakwah dalam Mengatasi Berbagai Masalah di Era
Global merupakan hal
yang menarik dan perlu dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut.
Pertama, bahwa antara pendidikan dan dakwah
memiliki hubungan fungsional
yang amat erat, karena kedua-duanya memiliki sasaran yang sama, yaitu manusia sebagai
ciptaan Tuhan yang bukan hanya memiliki tubuh, pancaindera dan kelengkapan
fisik lainnya, melainkan juga
makhluk yang memiliki potensi intelektual, agama, bakat, minat dan lain sebagainya. Pembinaan seluruh aspek
kehidupan manusia tersebut amat penting dalam rangka menghasikan manusia
yang utuh dan seimbang antara kebutuhan
jasmaniah dan rohaniah, material dan
spiritual, dunia dan akhirat, individual dan sosial, kecerdasan emosional dan intelektual, dan seterusnya. Dengan
cara demikian, manusia tersebut
dapat menolong dirinya sendiri, masyarakat, serta berguna bagi
bangsa dan negaranya. Melalui pendidikan dalam arti yang seluas-iuasnyaiah itulah kita dapat menolong umat
manusia dari berbagai keterbelakangannya.
Kedua, bahwa dunia pendidikan dan dakwah saat
ini semakin menghadapi tantangan yang amat berat. Tantangan ini antara lain
munculsebagai dampak dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Harus diakui bahwa Ilmu pengetahuan dan
teknologi modern itu telahmemberikan manfaat
yang besar bagi kehidupan manusia. Dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern berbagai masalah kehidupan
khususnya dalam bidang material dapat dicapai dengan mudah. Berbagai kebutuhan hidup manusia mulai dari
sarana komunikasi, transportasi, peralatan kerja dan berproduksi,
sampai dengan peralatan kehidupan rumah
tangga sehari-hari hampir seluruhnya menggunakan produk ilmu pengetahuan dan teknologi. Mulai dari listrik, telepon,
alat memasak, alat merapikan pakaian (seterikaan), taman dan sebagainya
mempergunakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun bersamaan dengan itu, ilmu pengetahuan dan
teknologi modern juga dapat menimbulkan dampak yang negative. Ilmu pengetahuan dan teknologi
modern yang disalah-gunakan dapat membahayakan kehidupan manusia, seperti penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk merusak hutan,
mencemari lingkungan, berperang, menjajah, serta menyampaikan berbagai informasi tentang paham
kehidupan yang materialistik
yang mengutamakan kehidupan kebendaan, hedonistik yang mementingkan hawa nafsu, individualistik yang
mementingkan diri sendiri dan seterusnya. Pendidikan dan dakwah
ditantang agar mampu menyelamatkan
kehidupan manusia dari berbagai pengaruh penyalah-gunaan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.
Pendidikan dan dakwah harus mengharmoniskan dan menyeimbangkan kehidupan
manusia agar memiliki
keseimbangan antara kehidupan beragama dan kehidupankeduniaan. Agama yang disampaikan melalui pendidikan
dan dakwah akan memberikan
pandangan tentang dasar-dasar hidup yang baik, nilai-nilai luhur serta
tujuan hidup manusia yakni beribadah dalam arti yang seluas-luasnya, sedangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi akan membantu manusia
untuk mempercepat manusia sampai pada tujuan hidup tersebut. Dalam kaitan ini al-Qur'an
mengajarkan hidup yang seimbang
antara penguatan dalam bidang iman dan takwa serta penguatan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sebagaimana terdapat pada ayat yang berbunyi:
Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi Ilmu
Pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah [58]:11).
Ketiga, pendidikan dan dakwah merupakan sarana
yang palingstrategis untuk
mengangkat harkat dan martabat manusia. Dengan dakwah dan pendidikan, sumber daya dan potensi yang dimiliki
manusia dapat dibina dan diberdayakan
secara optimal, dan selanjutnya dipergunakan untuk mendukung
pelaksanaan tugas-tugas dalam berbagai
“Barangsiapa
yang menghendaki kesuksesan di dunia, maka
harus dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki
kesuksesan di akhirat harus dengan ilmu, dan barangsiapa yang menghendaki kesuksesan keduanya,
maka harus dengan ilmu. (H.R.
Muslim).
Keempat, harus diakui bahwa mutu pendidikan
bangsa kita masih jauh
tertinggal dibandingkan dengan mutu pendidikan yang dimiliki bangsa lain. Akibat dari
keadaan yang demikian itu, maka lulusan Pendidikan tinggi belum diakui oleh pihak luar
negeri. Akibat dari keadaan
yang demikian itu, maka kesempatan dan akses lulusan kita menjadi terbatas ruang geraknya. Mereka tidak mampu bersaing
dengan lulusan pendidikan bangsa lain
yang bermutu. Kemampuan dalam bidang bahasa, keterampilan, dan etos
kerja bangsa kita masih amat rendah. Akibatnya
bangsa kita menjadi budak di negeri sendiri, dan bahkan juga di luar negeri. Berdasarkan data dan informasi,
pada setiap hari kita membaca
berita tentang adanya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang disiksa oleh majikannya, serta mendapatkan
berbagai perilaku yang tidak manusiawi lainnya. Keadaan ini terjadi
antara lain karena bangsa belum memiliki
pendidikan yang bermutu dan memadai. Menghadapi keadaan yang demikian itu, maka kita tidak membebankan
hanya kepada Pemerintah. Di
dalam Undang-uindang Nomor 20 Tahun 2003dinyatakan bahwa pendidikan adalah merupakan tanggung jawabPemerintah,
Keluarga dan Pemerintah. Menyadari akan tanggung jawab ini, maka secara moral, kita bertanggung jawab
untuk memajukan pendidikan.
Dalam hubungan ini perlu adanya kerjasama yang harmonis antara berbagai pihak untuk memajukan pendidikan
pada khususnya, bangsa dan
negara pada umumnya, yaitu kerja sama antara kaum yang memiliki
konsep yakni ilmuwan/ulama, kaum yang berharta (the have), penguasa/pemerintah dan masyarakat
“Bahwa dunia ini akan kokoh dengan
empat perkara. Pertama, dengan ilmunya
para ulama. Kedua dengan kedermawanan para aghniya (prang
yang mampu). Ketiga, dengan keadilan
para penguasa, serta keempat,
dengan dukungan masyarakat”. (HR. Muslim).
Kelima, bahwa di kalangan masyarakat masih belum
ada kesatuan visi
dalam memandang pendidikan dan dakwah. Pendidikan dan dakwah bukanlah kegiatan yang
semata-mata mengajarkan ilmu agama atau ilmu umum. Pendidikan dan dakwah pada
hakikatnya membentuk kepribadian dan perilaku, merubah watak dan
kebiasaan sesuai dengan
tujuan yang direncanakan. Pendidikan berupaya mempengaruhi pandangan orang agar
berubah ke arah tujuan yang direncanakan.
Selain itu pendidikan juga diarahkan guna menyiapkan generasi muda agar siap
menghadapi kehidupan sekarang dan yang akan datang. Sedangkan pengajaran adalah upaya mengisi otak anak denganpengetahuan atau mengisi raga dan pancainderanya
dengan berbagai keterangan.
membentuk watak dan kepribadian. Untuk itu pengajaran lebih merupakan alat, sedangkan pendidikan adalah
tujuan.
Keenam, pendidikan dan dakwah yang kita laksanakan hingga saat ini perlu benar-benar didasarkan
pada ajaran Islam yang memiliki visirahmatan
lil alamin, sehingga kehadiran Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bukan hanya dapat dirasakan
oleh ummat Islam sendiri, melainkan oleh ummat lainnya. Rasulullah
SAW mengingatkan kepada kita, bahwa
sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain(khairunnaas anfa'uhum linnas).
Hal ini sejalan
dengan kata Islam yang
memiliki segenap pengertian yang baik. Islam dapat berarti harmony (rukun), peace (damai/ tolerance(saling
menghargai), democratic (musyawarah), egaliter (merasa sederajat
dengan yang lain), relationship (silaturahmi), dignity (saling
menghormati/recognize to human right (mengakui
hak-hak asasi manusia), solidarity(saling membantu), humanity (saling
menghargai manusia), kindship(memiliki hubungan yang baik, wisdom (bijaksana), truts (dapat
dipercayra), justice (adil), dan seterusnya. Islam dalam
pengertian yang demikian itulah yang pernah diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW beserta parasahabatnya, serta dilanjutkan pada periode-periode
selanjutnya.
Ketujuh, dewasa ini umat Islam seringkali dipojokan oleh dunia dengan memberikan berbagai
predikat yang buruk kepadanya. Umat
Islam sering dianggap sebagai agent of terrorist yang
meresahkan dunia, umat Islam digambarkan
sebagai orang yang bodoh, hidup di pedesaan yang serba kekuarangan,
tempat tinggai yang kumuh, derajat kesehatan
yang rendah, pengalaman dan keterampilan yang amat minim, kemampuan komunikasi yang amat terbatas, dan
berbagai predikat negatif lainnya.
Kedelapan, salah satu masalah yang masih menyelimuti ummatIslam dan menjadi penyebab timbulnya
masalah yang lain adalah masalah kemiskinan, walaupun tingkat penyebarannya tidak merata. Yaitu ada negara-negara yang sumber
alamnya kaya, penduduknya beragama
Islam dan mencapai tingkat kemakmuran yang tinggi, seperti Kuwait, Qathar, dan Saudi Arabia; dan ada pula
negara-negara yang penduduknya
beragama Islam, tanah dan alamnya subur, namun penduduknya miskin, seperti Indonesia. Ada pula
negara yang sumber alamnya tidak
begitu kaya, namun dapat mencapai tingkat kemakmuran yang tinggi
seperti Kanada dan Jepang.
Kesembilan, sejak
dahulu, bangsa-bangsa di dunia khususnya
Eropa dan Amerika mengetahui bahwa sumber kekayaan alam di dunia berada di negara yang penduduknya beragama
Islam, seperti Saudi Arabia, Kuwait, Qathar, Iran dan sebagainya. Agar
Eropa dan Amerika untuk dapat
menguasai kekayaaan alam (khususnya minyak) yang terdapat di negara-negara Islam, tersebut, maka negara-negara itu harus dikuasai dan dibuat tergantung
kepada mereka. Seperti yang terjadi
sekarang ini, beberapa negara di Timur Tengah sebagian besar berlindung di bawah hegemoni Amerika, dan dengan demikian Amerika dapat memperlakukan
berbagai kebijakan yang menguntungkan dirinya dan merugikan negara
Islam. Keadaan ini hendaknya segera
disadari oleh dunia Islam. Melalui kegiatan pendidikan dan dakwah kesadaran akan kemandiriaan dan
terlepas dari pengaruh Eropa dan
Barat tersebut harus ditanamkan sejak dini kepada generasi muda kita.
Dengan demikian, pendidikan dan dakwah merupakan kunci yang amat strategis dalam mengatasi berbagai permasalahan
global yang terjadi saat ini. Untuk
itu masalah pendidikan yang bermutu dan unggul, seimbang antara agama dan umum, jasmani dan rohani
harus kita berikan kepada putera-puteri dan generasi muda kita.
Mudah-mudahan upaya ini memberi berkah
bagi kemajuan umat manusia umumnya, dan bangsa Indonesia pada
khususnya.
No comments:
Post a Comment