SEMESTER PENDEK PSIKOLOGI UMUM
Carilah Info tentang ahli Psikologi Modern serta Teori dan Pendapatnya……!
Wilhelm Wundt (1832 - 1920)
Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt seringkali dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuwan yang banyak melakukan penelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).
Pada tahun 1875 ia pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879 ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat & Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879 memang orang sudah mengenal psikologi, tetapi belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjana-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilmu faal atau dokter.
Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tidak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.
Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: “Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung” (Persepsi yang dipengaruhi kesadaran, 1862), “Grund zuge der Physiologischen Psychologie” (Dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi, 1873) dan “Physiologische Psychologie”.
Ivan Pavlov (1849 - 1936)
Ivan Petrovich Pavlov dilahirkan di Rjasan pada tanggal 18 September 1849 dan wafat di Leningrad pada tanggal 27 Pebruari 1936. Ia sebenarnya bukanlah sarjana psikologi dan tidak mau disebut sebagai ahli psikologi, karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Eksperimen Pavlov yang sangat terkenal di bidang psikologi dimulai ketika ia melakukan studi tentang pencernaan. Dalam penelitian tersebut ia melihat bahwa subyek penelitiannya (seekor anjing) akan mengeluarkan air liur sebagai respons atas munculnya makanan. Ia kemudian mengeksplorasi fenomena ini dan kemudian mengembangkan satu studi perilaku (behavioral study) yang dikondisikan, yang dikenal dengan teori Classical Conditioning.
Menurut teori ini, ketika makanan (makanan disebut sebagai the unconditioned or unlearned stimulus - stimulus yang tidak dikondisikan atau tidak dipelajari) dipasangkan atau diikutsertakan dengan bunyi bel (bunyi bel disebut sebagai the conditioned or learned stimulusbehaviourisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar. - stimulus yang dikondisikan atau dipelajari), maka bunyi bel akan menghasilkan respons yang sama, yaitu keluarnya air liur dari si anjing percobaan. Hasil karyanya ini bahkan menghantarkannya menjadi pemenang hadiah Nobel. Selain itu teori ini merupakan dasar bagi perkembangan aliran psikologi
Emil Kraepelin (1856 - 1926)
Emil Kraepelin dilahirkan pada tanggal 15 Pebruari 1856 di Neustrelitz dan wafat pada tanggal 7 Oktober 1926 di Munich. Ia menajdi dokter di Wurzburg tahun 1878, lalu menjadi dokter di rumah sakit jiwa Munich. Pada tahun 1882 ia pindah ke Leipzig untuk bekerja dengan Wundt yang pernah menjadi kawannya semasa mahasiswa. Dari tahun 1903 sampai meninggalnya, ia menjadi profesor psikiatri di klinik psikiatri di Munich dan sekaligus menjadi direktur klinik tersebut.
Emil Kraepelin adalah psikiatris yang mempelajari gambaran dan klasifikasi penyakit-penyakit kejiwaan, yang akhirnya menjadi dasar penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan yang disebut sebagai Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). Emil Kraepelin percaya bahwa jika klasifikasi gejala-gejala penyakit kejiwaan dapat diidentifikasi maka asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan tersebut akan lebih mudah diteliti.
Kraepelin menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis dalam dua golongan utama yaitu dimentiapraecox dan psikosis manic-depresif. Dimentia praecox merupakan gejala awal dari penyakit kejiwaan yang disebut schizophrenia. Kraepelin juga dikenal sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikiatri, antara lain menggunakan test psikologi untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang diciptakannya di kenal dengan nama test Kraepelin. Test tersebut banyak digunakan oleh para sarjana psikologi di Indonesia pada era tahun 1980an.
Sigmund Freud (1856 - 1939)
Sigmund Freud dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg (Austria), pada masa bangkitnya Hitler, dan wafat di London pada tanggal 23 September 1939. Ia adalah seorang Jerman keturunan Yahudi. Pada usia 4 tahun ia dan keluarga pindah ke Viena, dimana ia menghabiskan sebagian besar masa hidupnya. Meskipun keluarganya adalah Yahudi namun Freud menganggap bahwa dirinya adalah atheist.
Semasa muda ia merupakan anak favorit ibunya. Dia adalah satu-satunya anak (dari tujuh bersaudara) yang memiliki lampu baca (sementara yang lain hanya menggunakan lilin sebagai penerang) untuk membaca pada malam hari dan satu-satunya anak yang diberi sebuah kamar dan perabotan cukup memadai untuk menunjang keberhasilan sekolahnya. Freud dikenal sebagai seorang pelajar yang jenius, menguasai 8 (delapan) bahasa dan menyelesaikan sekolah kedokteran pada usia 30 tahun. Setelah lulus ia memutuskan untuk membuka praktek di bidang neurologi.
Pada tahun 1900, Freud menerbitkan sebuah buku yang menjadi tonggak lahirnya aliran psikologi psikoanalisa. Buku tersebut berjudul Interpretation of Dreams yang masih dikenal sampai hari ini. Dalam buku ini Freud memperkenalkan konsep yang disebut “unconscious mind” (alam ketidaksadaran). Selama periode 1901-1905 dia menerbitkan beberapa buku, tiga diantaranya adalah The Psychopathology of Everyday Life (1901), Three Essays on Sexuality (1905), dan Jokes and Their relation to the Unconscious (1905).
Pada tahun 1902 dia diangkat sebagai profesor di University of Viena dan saat ini namanya mulai mendunia. Pada tahun 1905 ia mengejutkan dunia dengan teori perkembangan psikoseksual (Theory of Psychosexual Development) yang mengatakan bahwa seksualitas adalah faktor pendorong terkuat untuk melakukan sesuatu dan bahwa pada masa balita pun anak-anak mengalami ketertarikan dan kebutuhan seksual. Beberapa komponen teori Freud yang sangat terkenal adalah:
The Oedipal Complex, dimana anak menjadi tertarik pada ibunya dan mencoba mengidentifikasi diri seperti sang ayahnya demi mendapatkan perhatian dari ibu
Konsep Id, Ego, dan Superego
Mekanisme pertahanan diri (ego defense mechanisms)
Istilah psikoanalisa yang dikemukakan Freud sebenarnya memiliki beberapa makna yaitu:
(1) sebagai sebuah teori kepribadian dan psikopatologi,
(2) sebuah metode terapi untuk gangguan-gangguan kepribadian, dan
(3) suatu teknik untuk menginvestigasi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan individu yang tidak disadari oleh individu itu sendiri.
Sejak the Psychoanalytic Society (Perhimpunan Masyarakat Psikoanalisa) didirikan pada tahun 1906, maka muncul beberapa ahli psikologi yang dua diantaranya adalah Alfred Adler dan Carl Jung. Pada tahun 1909 Freud mulai dikenal di seluruh dunia ketika ia melakukan perjalanan ke USA untuk menyelenggarkan Konferensi International pertama kalinya.
Freud dikenal sebagai seorang perokok berat yang akhirnya menyebabkan dia terkena kanker pada tahun 1923 dan memaksanya untuk melakukan lebih dari 30 kali operasi selama kurang lebih 16 tahun. Pada tahun 1933, partai Nazy di Jerman melakukan pembakaran terhadap buku-buku yang ditulis oleh Freud. Dan ketika Jerman menginvasi Austria tahun 1938, Freud terpaksa melarikan diri ke Inggris dan akhirnya meninggal di sana setahun kemudian.
Alfred Binet (1857 - 1911)
Alfred Binet dikenal sebagai seorang psikolog dan juga pengacara (ahli hukum). Hasil karya terbesar dari Alfred Binet di bidang psikologi adalah apa yang sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA) anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda. Dengan kata lain, jika seorang anak dapat menyelesaikan suatu test atau memberikan respons secara tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukan bagi anak berusia 8 (delapan) maka ia dikatakan telah memiliki usia mental 8 (delapan) tahun.
Test yang dikembangkan oleh Binet merupakan test intelegensi yang pertama, meskipun kemudian konsep usia mental mengalami revisi sebanyak dua kali sebelum dijadikan dasar dalam test IQ. Pada tahun 1914, tiga tahun setelah Binet wafat, seorang psikolog Jerman, William Stern, mengusulkan bahwa dengan membagi usia mental anak dengan usia kronological (Chronological Age atau CA), maka akan lebih memudahkan untuk memahami apa yang dimaksud “Intelligence Quotient”. Rumus ini kemudian direvisi oleh Lewis Terman, dari Stanford University, yang mengembangkan test untuk orang-orang Amerika. Lewis mengalikan formula yang dikembangkan Stern dengan angka 100. Perhitungan statistik inilah yang kemudian menjadi definisi atau rumus untuk menentukan Intelligensi seseorang: IQ=MA/CA*100. Test IQ inilah yang dikemudian hari dinamai Stanford-Binet Intelligence Test yang masih sangat populer sampai dengan hari ini.
Max Wertheimer (1880 - 1943)
Max Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880 dan wafat pada tanggal 12 Oktober 1943 di New York. Max Wertheimer dianggap sebagai pendiri psikologi GestaltNew School for Research di New York city sampai akhir hayatnya. bersama-sama dengan Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Max mempelajari imu hukum selama beberapa tahun sebelum akhirnya dia mendapatkan gelar Ph.D. di bidang psikologi. Dia kemudian diangkat menjadi professor dan sempat bekerja di beberapa universitas di Jerman sebelum hijrah ke Amerika Serikat karena terjadi perang di benua Eropa pada tahun 1934. Di Amerika ia bekerja di
Pada tahun 1910, ketika berusia 30 tahun, Max memperlihatkan ketertarikannya untuk meneliti tentang persepsi setelah ia melihat sebuah alat yang disebut “stroboscope” (benda berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalamkotak tersebut) di toko mainan anak-anak. Setelah melakukan beberapa penelitian dengan alat tersebut, dia mengembangkan teori tentang persepsi yang sering disebut dengan teori Gestalt.
Dalam bukunya yang berjudul “Investigation of Gestalt Theory” (1923), Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt sebagai berikut:
a. Hukum Kedekatan (law of proximity): hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
b. Hukum Ketertutupan (law of closure): Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
c. Hukum Kesamaan (law of equivalence): hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.
Henry A. Murray (1893 - 1980
Henry Alexander Murray dilahirkan di New York pada tanggal 13 Mei 1893 dan meninggal pada tahun 1988. Sama seperti pandangan psikoanalisa, Henry Murray juga berpendapat bahwa kepribadian akan dapat lebih mudah dipahami dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang (unconscious mind). Murray menjadi professor psikologi di Harvard University dan mengajar disana lebih dari 30 tahun.
Peranan Murray di bidang psikologi adalah dalam bidang diagnosa kepribadian dan teori kepribadian. Hasil karya terbesarnya yang sangat terkenal adalah teknik evaluasi kepribadian dengan metode proyeksi yang disebut dengan “Thematic Apperception Test (TAT)”. Test TAT ini terdiri dari beberapa buah gambar yang setiap gambar mencerminkan suatu situasi dengan suasana tertentu. Gambar-gambar ini satu per satu ditunjukkan kepada orang yang diperiksa dan orang itu diminta untuk menyampaikan pendapatnya atau kesannya terhadap gambar tersebut. Secara teoritis dikatakan bahwa orang yang melihat gambar-gambar dalam test itu akan memproyeksikan isi kepribadiannya dalam cerita-ceritanya.
Carilah apa yag dimaksud dengan Psikologi Sebagai Ilmu Biososial!
Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi obyek dari biologi. Oleh karena itu biologi berobyekkan benda-benda yang hidup, maka cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung di dalamnya. Oleh karena itu baik biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu itu meninjau dari sudut yang berlainan, namun pada segi-segi yang tertentu kadang-kadang kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi, khususnya antropologi tidak mempelajari tentang proses kejiwaan, dan inilah yang dipelajari oleh psikologi.
Seperti telah dikemukan di atas di samping adanya hal-hal yang berlainan tampak pula adanya hal-hal yang sama dipelajari atau diperbincangakan oleh kedua ilmu itu, misalnya soal keturunan. Mengenai soal keturuan baik psikologi maupun antropologi juga membicarakan mengenai hal ini. Soal keturuan ditinjau dari segi biologi ialah hal-hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain; mengenai soal ini misalnya yang terkenal dengan hukum Mendel. Soal keturunan juga dipelajari oleh psikologi antara lain misalnya sifat, intelegensi, bakat. Karena itu kuranglah sempurna kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi khusunya antropologi maupun fisiologi, justru karena ilmu-ilmu ini membantu di dalam orang mempelajari psiokologi.
Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Manusia sebagai makhluk sosial juga menjadi obyek dari sosial. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan manusia, mempelajari manusia di dalam hidup bermasyarakatnya. Karena itu baik psikologi maupun sosiologi yang membicarakan manusia, tidaklah mengherankan kalau pada suatu pada waktu ada titik-titik di dalam meninjau pertemuan manusia itu, misalnya manusia itu, soal tingkah laku. Tinjauan sosiologi yang penting ialah hidup bermasyarakatnya, sedangkan tinjauan psikologi ialah bahwa tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan, yang didorong oleh motif tertentu hingga manusia itu bertingkah laku atau berbuat. Seperti apa yang dikemukan oleh Bouman:
“sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang hidup manusia dalam hubungan golongan. Ia mempelajari hubungan-hubungan antara sesama manusia, sepanjang hal ini berarti bagi kita dalam memperdalam pengetahuan kita tentang perhubungan-perhubungan dalam masyarakat. Dalam hal ini yang terutama menarik perhatian kita adalah bentuk-bentuk pergaulan hidup, di mana perhubungan-perhubungan ini menunjukan sifat yang kurang atau lebih kekal: pertama-tama golongan-golongan dan penggolongan-penggolongan (bangsa, keluarga, perhimpunan, tingkatan, kelas, dan sebagainya.
Bagi ahli sosiologi tinggallah satu persoalan yang tak dapat dimasukkan dalam ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, yakni menyelami hakikat kerja sama dan kehidupan bersama dalam segala macam bentuk yang timbul dari perhubungan antar manusia. Jadi yang dipersoalkan di sini ialah kehidupan bergolong-golongan yang sebenarnya.”(Bouman, 1953).
Karena adanya titik-titik persamaan ini maka timbullah cabang-cabang ilmu pengetahuan dalam psikologi yaitu psikologi sosial yang khusus menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan dengan situasi-situasi sosial. Makin lama orang makin menyadari bahwa tingkah laku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan sekitarnya, karena itu tidaklah sempurna meninjau manusia itu berdiri sendiri terlepas dari masyarakat yang melatar belakangi.
Psikologi Sebagai Ilmu Biososial merefleksikan pengenalan (kesadaran) akan keterkaitan timbal balik antara aspek psikologis seseorang dengan struktur sosial. Biososial merupakan landasan bagi kesadaran tingkat eksistensial. Area kesadaran ini menghadirkan isu-isu sosial dan nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa, pandangan-pandangan agama, tabu-tabu (larangan-larangan) dalam masyarakat, dsb. Biososial mewujudkan suatu jaringan kerja atau matriks konvensional pembedaan-pembedaan. Hal tersebut menyatakan bagaimana masyarakat mengonsep simbol-simbol, peta-peta, dan akar dari ide-ide bagaimana masyarakat membagi-bagi dan menggambarkan realitas.
Carilah cabang-cabang ilmu Psikologi lain!
Ilmu Psikologi Watak (Karaktersologie)
Karaktersologie adalah istilah Belanda yang berasal dari kata “karakter”, yang berarti watak dan logos, yang berarti ilmu. Jadi karakterologie dapat kita Indonesiakan menjadi ilmu watak. Kata karakter, juga berasal dari kata Yunani charas sein, yang berarti (mula-mula) coretan, atau goresan. Kemudian berarti stempel atau gambaran yang ditinggalkan oleh stempel itu.
Jadi di sini kita menganggap bahwa tingkah laku manusia, adalah pencerminan dari seluruh pribadinya, dan secara sepintas, itulah watak manusia itu. Ilmu itu telah lama sekali dikenal oleh manusia. Sering kita lihat perbedaan-perbedaan prinsipil yang sering dikacaukan yaitu tentang:
Konstitusi Jasmani ialah, keadaan jasmani yang secara fisiologis merupakan sifat-sifat bawaan sejak lahir. Konstitusi jasmani ini berpengaruh juga pada tingkah laku orang itu, dan merupakan sifat-sifat yang khas, asli dan tidak dapat diubah.
Temperamen, ini dari kata “temper”, artinya campuran. Temperamen, adalah sifat-sifat seseorang yang disebabkan adanya campuran-campuran zat di dalam tubuhnya, yang juga mempengaruhi tingkah laku orang itu. Jadi temperamen berarti, sifat laku jiwa, dalam hubungannya dengan sifat-sifat kejasmanian. Temperan, juga merupakan sifat sifat-sifat yang tetap tidak dapat dididik.
Watak, ialah pribadi jiwa yang menyatakan dirinya dalam segala tindakan dan pernyataan, dalam hubungannya dengan:
a. Bakat
b. Peendidikan
c. Alam Sekitanya
Keterangan:
Temperamen dan watak adalah suatu pribadi jiwa. Hanya bedanya. Temperamen adalah suatu yang tetap. Sedang watak adalah sesuatu yang dapat berubah. Karena itu watak, dapat dipengaruhi, diperbaiki, dimajukan,. Temperamen tidak dapat dididik. Sedang watak dapat dididik. Karena itu ada pendidikan watak. Apa gunanya kita mempelajari ilmu watak?
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia baru menjadi manusia kalau ia hidup dengan manusia lain atau hidup di kalangan manusia. Tentang betapa nestapanya anak manusia yang sejak kecil dibesarkan oleh serigala atau binatang lain, telah banyak kita ketahui. Dan alangkah sukar dan lambatnya mendidik anak semacam itu agar kembali menjadi manusia biasa.
Jadi manusia akan kehilangan kemanusiaannya kalau ia berada dilingkungan bukan manusia. Manusia harus di dalam pergaulan antara manusia. Di dalam pergaulan ini manusia harus menjaga agar pergaulan itu tetap berada di dalam suasana kemanusiaan, yang rukun dan damai, memperbaiki dan memajukan. Untuk itu manusia yang satu, harus kenal manusia yang lainnya. Jadi di dalam pergaulan itu manusia harus mengenal diri sendiri yang lain saling mengenal.
Karena itu, ilmu watak perlu dikenal oleh kepala keluarga, orang-orang yang di dalam pekerjaanya, berada di dalam kelompok manusia-manusia banyak, dan lebih-lebih para pendidik. Sebab dia itulah yang harus mendidik watak. Di dalam mendidik watak itu, pendidik harus mengetahui lebih dahulu watak telah ada pada anak-anak itu.
Ilmu Psikologi Kepribadian (Personalisme)
W. STERN adalah seoarng ahli ilmu jiwa. Ia adalah seorang professor di Hamburg. Ia terpengaruh oleh ilmu jiwa assosiasi dan ilmu jiwa gestlalt. Stern menulis teori ilmu jiwanya dalam bukunya “Person und Sache” yang terdiri dari 3 jilid. Isinya antara lain ialah tentang pendapatnya apakah person itu, dan Stern berpendapat bahwa manusia harus dilihat sebagai suatu pribadi, suatu kebulatan yang sebenar-benarnya. Pikiran yang bersifat ilmu pengetahuan ilmiah, bersifat filosofis dan empiris, semuanya berpusat kepada totalitas. Asas filsafatnya ialah kepribadian.
Apakah arti Personalistik (kepribadian) Stern ini ?
1) Personalistik adalah ilmu pengetahuan yang menjadi dasar untuk mempelajari manusia. Misalnya:
a. Ilmu jiwa
b. Ilmu tubuh, dan
c. Ilmu hayat.
2) Personalistik adalah ilmu pengetahuan tentang pribadi, yang netral. Artinya yang tak terkena oleh perbedaan antara tubuh dan jiwa.
3) Personalistik adalah ilmu jiwa pengalaman. Sbab segala sesuatu yang bersifat metafisis dikesampingkan.
Buku Stern antara lain berisi pendapatnya tentang Person dan Sache.
a. Yang dimaksud oleh Stern dengan Person, ialah suatu kesatuan yang dapat menentukan diri sendiri dengan merdeka dan mempunyai 2 tujuan, yakni:
Mengembangkan diri
Mempertahankan diri
Jadi: sel-sel tumbuh-tumbuhan, binatang dan sebagainya adalah person, kesadaran bukannya bagian mutlak daripada person, sebab person tak hanya terbatas pada manusia.
b. Sache (benda) adalah segala sesuatu yang tak dapat dipandang sebagai suatu kesatuan yang mempunyai maksud untuk menentukan diri dengan merdeka.
Sache, tidak mempunyai kepribadian, sebab benda hanya kumpulan dari bagian-bagian yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Sache tidak mempunyai tujuan, sifatnya pasif, dapat diukur, dan tergantung sama sekali oleh hokum-hukum alam. Mesipun demikian antara person dan sache tak terdapat pertentangan. Sebab adanya asas hierarchie. Misalnya dunia manuisia adalah hierarchie dari individu, keluarga, bangsa dunia manusia. Stern mengatakan bahwa person adalah suatu unitas-multiplex. Artinya ialah person adalah suatu kesatuan yang terjadi dari unsur-unsur yang banyak, yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri pula.
Ilmu Psikologi Modern
Ilmu jiwa dalam perkembangannya juga mengalami suatu revolusi. Dan sesudah itu ilmu jiwa disebut ilmu jiwa modern. Bagaimana revolusi itu terjadi, dan siapa pelopornya? Apakah perbedaan antara ilmu jiwa modern dengan ilmu jiwa sebelum revolusi? Aliran-aliran apakah yang timbul sesudah revolusi itu? Dan dimana aliran-aliran itu timbul?
Sesuai dengan kemanjuan pikiran manusia, maka ilmu jiwa yang telah ada pada waktu itu tidak lagi memuaskan. Karena ilmu jiwa waktu itu masih bernaung di bawah paying filsafat. Belum berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan ilmiah yang mempunyai bahan penyelidikan dan metode sendiri. Seorang ahli ilmu jiwa jerman, yang bernama Wilhelm Wundt, pada tahun 1875, telah berhasil mengumpulkan bahan-bahan yang dapat dipergunakan sebagai bahan penyelidikan di dalam ilmu jiwa. Ia juga mendirikan sebuah laboratorium di sebuah kota, Laipzig.
Inilah titik tolak daripada recolusi ilmu jiwa.
Perbedaan khas antara ilmu jiwa modern dan ilmu jiwa sebelum revolusi, dapat kita sebutkan :
Telah lepas dari filsafat dan berdiri sendiri
Telah mempunyai metode penyelidikan tertentu
Mempunyai cara tertentu di dalam obyek yag diselidiki, meski obyeknya sebagian masih tetap kesadaran
Aliran-aliran ilmu jiwa yang timbul sesudah revolusi itu ialah:
Behaviorisme dan Pyschorefleksologi.
Yang pertama di Amerika, yang kedua di Rusia, dan keduanya mempunyai aliran yang sama.
Dietepsychologi, di Swiss.
Gestaltpsychologi, di Jerman.
Denkpsychologi, juga di Jerman,
Ilmu Jiwa Sosial, dll.
Suatu ilmu pengetahuan boleh dinamakan telah berdiri sendiri, apabila itu telah memiliki obyek dan metode tertentu. Filsafat secara garis besar dapat kita katakana: Suatu ilmu dari segala ilmu yang berusaha mencari dasar-dasar yang terdalam dan sebab-sebab yang terakhir dari segala yang ada. Semua ilmu pengetahuan yang ada sekarang ini adalah dahulu tergabung di dalam filsafat. Hidup di lingkungan filsafat. Obyek dan metodenya milik filsafat. Kemudian sesuai dengan kemajuan ilmu itu, maka ia berusaha melepaskan diri dari filsafat dan berdiri sendiri sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan.