PENDAHULUAN
Barangkali bukan hal yang baru lagi, kalau kita mendengar atau melihat penilaian yang negative pada generasi muda ( baca siswa ) kita. Memang dengan bebasnya peredaran media cetak maupun elektronik yang sering menampilkan adegan-adegan porno ataupun adegan-adegan kekerasan, mau tak mau pasti mempengaruhi pola pikir,pola hidup dan kebiasaan generasi muda ( siswa kita.). Apalagi generasi muda yang berada dalam masa transisi dari anak menuju dewasa , seakan mereka berada dipersimpangan , inginnya mereka mencoba dan mencoba. Mereka tidak ingin disebut anak lagi, walaupun untuk disebut dewasa ( yang penuh tanggung jawab ) belum bisa.. Dalam keadaan seperti ini , kalau tidak ada yang mengarahkan dan salah pergaulan pasti akan terjerembab ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.
Coba kita simak apa yang terjadi belakangan ini, siswa kita yang saat ini sudah dimanjakan dengan memiliki Hand Pone, ternyata banyak yang menyelewengkan pemanfaatannya. Mereka banyak yang mengkoleksi gambar – gambar porno, bahkan ada yang menjadi pemerannya. Juga kalau kita lihat tayangan-tayangan di televisi betapa masalah narkotika dan kenakalan remaja merupakan sesuatu yang lumrah terjadi dan sering menghinggapi generasi muda kita .
Melihat kasus di atas betapa memprihatinkan keadaan generasi muda kita. Generasi yang diharapkan bisa menjadi penerus pengambil kebijakan di Indonesia , ternyata keropos di dalamnya. Lalu yang menjadi pertanyaan , salah siapa semua itu ? apakah orang tua yang tidak membekali agama ? atau sistem pendidikan yang keliru ? atau mungkin lingkungan yang tidak mendukung? Tidak perlulah kita menyalahkan siapa-siapa .Yang jelas perlu disadari , terjadinya semua itu karena adanya krisis akhlak diantara generasi muda dan siswa kita. Dan yang menjadi dasar akhlak seseorang tentunya adalah iman. Oleh sebab itu perlu dasar pemikiran bagaimana kalau masalah peningkatan IMTAQ ( iman dan taqwa ) diintegrasikan melalui proses belajar mengajar. Mengingat diakui atau tidak , sekolah sampai saat ini masih diakui sebagai satu- satunya lembaga yang paling berkompeten menangani masalah ini
PENGINTEGRASIAN IMTAQ KE DALAM MATA PELAJARAN.
Peningkatan IMTAQ ( iman dan Taqwa ) siswa yang paling tepat tentunya melalui pendidikan agama. Hanya saja sekolah sebagai suatu sistem, tentunya tidak boleh hanya menyerahkan begitu saja tanggung jawab peningkatan IMTAQ pada pendidikan agama saja. Sekolah tentunya tidak bisa mengabaikan begitu saja peran dari komponen lain, termasuk mata pelajaran lain. Suatu sistem akan bisa berjalan optimal kalau semua unsur sistem itu dilibatkan. Termasuk dalam peningkatan IMTAQ siswa ini, diharapkan selain melalui optimalisasi pembelajaran agama , juga diharapkan melalui pengintegrasian nilai IMTAQ ke dalam mata pelajaran non pendidikan agama, baik dalam materi ( baca : Kompetensi Dasar ) maupun dalam proses pengelolaan pengajarannya.. Dalam hal ini penulis ingin memberikan contoh pengintegrasian nilai IMTAQ ke dalam mata pelajaran sejarah di SMA yang tentunya melalui beberapa fase kegiatan yaitu melalui fase persiapan, fase pelaksanaan dan fase penilaian.
1. Kegiatan Persiapan.
Dalam mengintegrasikan nilai IMTAQ ke dalam mata pelajaran sejarah, yang perlu dilaksanakan pertama yaitu menganalisis materi ( : baca Kompetensi Dasar ) mana yang memungkinkan bisa diberi muatan IMTAQ dan materi mana yang tidak bisa. Dalam hal ini kita tidak perlu memaksakan semua materi bisa disisipi muatan IMTAQ. Walaupun dalam praktek pengajaran di kelas semua materi tentunya bisa disisipi muatan IMTAQ.
Selanjutnya kita melakukan penyusunan silabus, yang tentunya kompetensi dasar ( materi ) yang bisa disisipi muatan imtaq kita kerjakan sekaligus dan yang tidak bisa tentunya dibiarkan seperti semula .Tak lupa kita persiapkan Rencana Pembelajarannya. Kita pilih metode yang cocok dan tentunya media apa yang kita perlukan, misalnya kalau kita memilih metode diskusi kelompok, OHP bisa kita gunakan agar siswa lebih gamblang menguraikan meterinya.
Hal yang juga tidak boleh kita lupakan yaitu perencanaan penilaiannya. Kita bisa menggunakan bermacam- macam jenis tagihan, tinggal kita sesuaikan dengan materi dan situasi kondisi,misalnya kita bisa menggunakan kuis, response, ulangan blok , ulangan harian, pemberian tugas terstruktur dan lain-lain.
2. Kegiatan pelaksanaan.
Dalam tahap ini kita bisa memulai dengan memberi salam dan mempersilahkan siswa untuk berdoa. Saling memberi salam dan rutinitas berdoa waktu awal dan akhir pelajaran , kalau bisa jangan sampai ditinggalkan, karena bisa mengarahkan siswa kepada kebiasaan-kebiasaan mengingat kepada Allah.
Kemudian melaksanakan presensi, apersepsi untuk menggiring pemahaman siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Bisa juga dikembangkan kuisioner untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik. Selanjutnya kita bisa memasuki kegiatan inti proses belajar mengajar. Kita bisa menggunakan bermacam-macam metode seperti diskusi, ceramah variasi, tanya jawab, inkuiri, problem solving, sosiodrama dan lain-lain. Termasuk sarana prasarananyapun kita sesuaikan dengan metode dan materi yang kita ajarkan yang tentunya yang sudah kita beri muatan imtaq didalamnya. Sebagai contoh ketika membahas manusia purba ( SMA klas X semester I ) Guru bisa menjelaskan secara gamblang perubahan dari pithecanthropus erectus ( manusia kera berdiri tegak ) sampai homo sapien ( manusia cerdik )yang dianggap cikal bakal manusia. Ternyata dalam proses evolusi itu ada mata rantai yang terputus. Sehingga pendapat Charles Darwin dalam teori evolusinya yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera perlu ditinjau kembali. Apalagi di dalam Al Qur' an sudah diterangkan dengan jelas di surat Al Mukminun 12 – 14 bahwa manusia diciptakan oleh Allah dari saripati yang bersumber dari tanah, kemudian dijadikan sperma , segumpal darah , tulang belulang dan dibungkus dengan daging.
Pada saat kita membahas peradaban Sungai Kuning / Hoang Ho ( SMA klas X semester 1 ) di Cina , kita bisa menekankan muatan Imtaq kepada siswa akan pentingnya ilmu pengetahuan. Baik di tempat yang jauh maupun di tempat yang dekat, ilmu pengetahuan perlu kita raih. Nabi sendiri pernah bersabda " Tuntutlah ilmu walau sampai negeri Cina . Mencari Ilmu hukumnya wajib bagi laki-laki dan wanita mulai dari ayunan sampai liang lahat. “
Kalau guru membahas materi kerjasama global, seperti GNB, Asean, Apec, OKI, Liga Arab ( SMA klas XII semester I ) , guru bisa menekankan akan pentingnya kerukunan hidup berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat yang tentunya sesuai dengan perintah Allah di Q.S Al Hujurat : 13. Dan masih banyak lagi contoh materi dan Kompetensi Dasar yang bisa diberi muatan Imtaq. Semua terserah guru bagaimana meramu materi yang diinginkan untuk diberi muatan Imtaq. Sehingga tujuan kita untuk menangkal kenakalan remaja pada siswa kita sedikit demi sedikit akan tercapai.
3. Kegiatan Penilaian.
Proses Evaluasi ( penilaian ) terhadap materi yang bermuatan Imtaq, bisa dilaksanakan pada waktu Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung ( penilaian Proses ) dan bisa juga dilaksanakan ketika Kegiatan Belajar Mengajar telah selesai ( evaluasi hasil ). Pada penilaian Proses , guru bisa menggunakan pertanyaan lisan. Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0 s.d. 10 atau 10 s.d. 100 . Untuk memudahkan penskoran bisa dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan acuan. Selain itu guru bisa menggunakan test performance, yaitu dengan mengukur kompetensi siswa dalam melakukan tugas atau peran tertentu seperti bermain sosiodrama, bermain peran, keaktifan dalam diskusi, keaktifan dalam bertanya jawab dan lain-lain.
Pada penilaian hasil , guru bisa menggunakan beberapa jenis tagihan, misalnya ulangan harian yang dilaksanakan secara pereodik setiap akhir pembelajaran satu kompetensi dasar. Ulangan blok bisa dilaksanakan dengan jalan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu, atau menggunakan porto folio yang sangat cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik ,melalui karya-karya dan tugas-tugas terstruktur yang merupakan satu-kesatuan , untuk melihat perkembangan kemampuan peserta didik.
PENUTUP.
Baik buruknya generasi yang akan datang, ditentukan oleh baik buruknya pemberian bekal generasi saat ini. Oleh sebab itu masalah pendidikan amatlah penting. Peningkatan Imtaq melalui optimalisasi pendidikan agama, maupun melalui pengintegrasian ke dalam mata pelajaran non agama merupakan salah satu cara yang efektif untuk membekali peserta didik akan keimanan kepada sang Khalik. Sehingga dengan bekal iman itu diharapkan masalah kenakalan remaja ( peserta didik ) sedikit demi sedikit bisa dikurangi.
Peran guru baik di sekolah maupun di masyarakat masihlah sangat besar untuk tugas ini. Masyarakat masih menganggap bahwa sosok guru merupakan sosok yang masih bisa digugu ucapannya dan ditiru perbuatannya. Oleh sebab itu dalam diri guru harus ada kesadaran bahwa guru adalah Agen of Change ( agen perubahan ). Dalam sosok guru ada tempat, ada waktu, ada sarana untuk mewujudkan tujuan itu, yaitu sekolah. Sehingga guru diharafkan memanfaatkan posisinya tersebut.
Apalagi kalau dilihat dari sisi agama, " Amar Ma'ruf nahi mungkar " merupakan tugas dan kewajiban seorang muslim. Jadi tidak ada alasan berkata belum siap atau tidak siap. Rosulullah Muhammad SAW pernah bersabda, " Sampaikanlah dari padaku walau satu ayat " . Maka sekali lagi perlu disadari bahwa guru adalah agen perubahan .
Mudah-mudahan dengan adanya peningkatan Imtaq di sekolah bisa digunakan sebagai benteng terakhir untuk menahan derasnya globalisasi dan westernisasi yang menurut sebagian besar orang dikatakan modern. Dan mudah-mudahan sekolah masih tetap menjadi lembaga yang memberikan obor penerang bagi generasi selanjutnya. Aminn
No comments:
Post a Comment